
Jumlah korban meninggal per 13/9 pukul 16.00 sebanyak 81 orang, hilang 45 orang, luka 1.238 orang dan pengungsi 177.490 orang. Selain korban, kerusakan juga melanda rumah penduduk, tempat ibadah, sekolah, pesantren dan gedung perkantoran, berikut rincian data kerusakan:
1. Rumah (rusak berat : 65.738 unit, rusak sedang : 36.336 unit, rusak ringan : 122.977 unit)
2. Tempat Ibadah (rusak berat : 2.417 unit, rusak sedang 569 unit, rusak ringan : 2.847 unit)
3. Sekolah (rusak berat : 2.109 unit, rusak sedang : 1.049 unit, rusak ringan : 2.106 unit)
4. Pesantren (rusak berat : 13 unit, rusak ringan : 55 unit)
5. Gedung Perkantoran (rusak berat : 343 unit, rusak sedang : 41 unit, rusak ringan : 291) (Laporan Pusdalops BNPB 13/9 16.00)
Jumlah titik pengungsian di seluruh Jawa Barat dilaporkan mencapai 164 titik (PPK-DEPKES, 13/9 17.04).
1. Tahapan awal recovery direncanakan akan dimulai pada bulan Oktober dan berakhir pada Desember 2009. Pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi akan dikoordinasikan antara BNPB, BAPPENAS, pemerintah lokal dan departemen terkait. Penilaian kerusakan dan kerugian yang terjadi akibat gempa bumi ini berbasis pada data yang dihasilkan pada tahap tanggap darurat selanjutnya dengan menggunakan metoda ECLAC (East Carribean and Latin America) yang telah juga diterapkan pada tahap rehabilitasi di Aceh, Jogja, Pangandaran, banjir di Jakarta dan gempa di Sumatera Barat. Untuk itu Pemerintah Indonesia telah menyiapkan tim DALA (Damage and Lost Assessment) untuk melakukan tugas-tugas verifikasi data (BAPPENAS).
2. Pemerintah Kabupaten Garut melalui Kepala Disnakersostrans, Elka Nurhakimah mengungkapkan bahwa masa pemberian bantuan logistik pangan bagi korban gempa diperpanjang sampai H+3 lebaran. Saat ini stok beras hingga H+3 lebaran yang mencapai 258 ton tidak ada kendala. Masalah yang dihadapi Pemkab Garut adalah minimnya armada untuk pendistribusian bantuan terutama ke daerah terpencil. Armada yang bisa dimanfaatkan hanya dari Binamarga dan Satpol PP. Dan karenanya pendistribusian dilakukan secara bergilir, setiap hari 6-7 kecamatan.
3. Pada hari Sabtu, tanggal 12 September 2009, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB memfasilitasi pertemuan yang dihadiri oleh beberapa wakil dari kalangan akademisi (ITB, UI, UNPAD, UNPAD, IPB, ITS, UNEJ, UNPAR, Atmajaya, dan STKS) di Pusat Mitigasi Bencana – ITB untuk mendiskusikan rencana kegiatan kajian penyelenggaraan penanggulangan bencana gempabumi di Selatan Jawa. Kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya BNPB untuk mencari informasi guna mendukung rencana strategi pemulihan pasca kejadian gempa bumi.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa akan dibentuk dan dikerahkan beberapa Tim yang akan melakukan kunjungan lapangan untuk mengkaji kondisi terkini penanganan bencana, melihat prakiraan ancaman kedepan, mengevaluasi kendala dan permasalahan yang ada, serta untuk memberikan sosialisasi dan penjelasan kepada masyarakat akan pentingnya upaya pengurangan risiko bencana (terutama mitigasi) (BNPB 13/9 14.45)
4. Pemprov DKI mengirimkan bantuan hasil penggalangan dari masyarakat Jakarta untuk korban gempa bumi Jawa Barat. Bantuan terdiri dari 32 truk berisi sembako, pakaian, air mineral, kompor gas, selimut, dan lainnya dari 16 unit satuan kerja Pemprov DKI beserta 34 dokter dan tenaga medis, serta 300 personel Satuan Polisi Pamong Praja (PP) diberangkatkan langsung Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Balaikota DKI, Jakarta, Senin (14/9) pagi. Gubernur memprediksikan bahwa bantuan paling lambat sudah diterima korban pada hari Rabu 16/9. (tvone 19.27)
- Perkembangan Masalah Kesehatan -
1. Permasalahan kesehatan di Garut dilaporkan terjadi peningkatan baik dari segi jumlah penyakit maupun jumlah penderita. Sekira 952 pengungsi menderita myalgia (penyakit otot dan tulang), 1.755 kasus ISPA, 1.287 kasus gastritis, 264 sakit mata, 316 kasus hipertensi, 210 kasus diare, 4 sakit kepala, 1 ulsus kaki, 48 lesu, 594 flu, 48 dermatitis, 102 cephalgia, dan 629 orang yang menderita berbagai keluhan sakit lainnya termasuk masih dijumpai adanya penderita gangguan jiwa. Data ini dikumpulkan dari 28 titik lokasi pelayanan medis yang terdapat di 20 desa dan tersebar di 8 kecamatan (kompas 16.02).
2. Tim observasi dari RSJ Bandung diturunkan ke wilayah Sodong, Pangalengan untuk melakukan observasi kasus gangguan jiwa di titik-titik pengungsian.
3. PPK-DEPKES mendirikan rumah sakit lapangan di Komplek Komando Pendidikan Sekolah Calon Tamtama Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan. Rumah sakit sementara berukuran 50x50 meter ini sudah mulai beroperasi sejak 8/9. (detiknews 18.42). Pasien yang dilayani di RS Lapangan Depkes di Kec. Pengalengan Kab. Bandung sejak tanggal 10 - 14 September 2009 sebanyak 2.713 orang (Rawat Inap Kumulatif : 36 orang, Rawat Jalan Kumulatif : 2.652 orang dan Rujuk : 25 Orang. Selain itu sarana kesehatan yang rusak sebanyak 202 unit yaitu 2 RS, 57 Puskesmas, 77 Pustu, 15 Polindes dan 51 Rumah Dinas (PPK-DEPKES 22.33).
4. Dilaporkan terjadi pengungsian sebanyak 157.432 orang di seluruh provinsi Jawa Barat yang tersebar di sekitar 160 titik pengungsian. Saat ini permasalah kesehatan masih dapat diatasi. Namun pemantauan tetap dilakukan oleh seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi serta PPK-DEPKES. (PPK-DEPKES 13/9 17.04)
- Perkembangan Dari Daerah -
Kabupaten Ciamis
1. Stok beras yang dialokasikan untuk bantuan korban bencana alam gempa di Ciamis sudah habis. Sementara itu tujuh dari 36 kecamatan yang dilanda bencana belum mendapatkan bantuan beras dari pemerintah. Bantuan yang masih tersedia saat ini hanya berupa mie instan dan sarden. Selain beras, kebutuhan lain yang juga cukup mendesak di Ciamis adalah tenda keluarga. (pikiran rakyat 19.28)
Kabupaten Garut
1. PT. Astra International, Tbk menyerahkan paket bantuan senilai Rp. 2.51 miliar bagi korban bencana di wilayah Cikelet, Garut serta Pangalengan dan Tasikmalaya. Selain itu untuk program jangka menengah dan panjang akan dilakukan rehabilitasi sekolah di Desa Girijaya dan Cisok, Cibinong, Cianjur dan merehabilitasi rumah ibadah di Cikelet, Garut dan Cisaat, Sukabumi (jurnalnasional 14.03)
Kabupaten Tasikmalaya
1. Atap pasar Singaparna ambruk saat pasar sedang ramai pengunjung Minggu (13/9) pagi. Robohnya Pasar Singaparna memang sudah diprediksi pascagempa berkekuatan 7,3 SR mengguncang Tasikmalaya. Kala itu tiang-tiang besi penyangga miring. Puncaknya ketika hujan mengguyur dini hari tadi, tiang penyangga tak kuat menahan beban dan akhirnya roboh (liputan 6 13/9 22.10).
- Respon Relawan -
1. Lions Club Distrik 307-B Indonesia, Lions Club Bandung Merdeka dan Lions Club Jakarta Mutiara menyalurkan bantuan kepada korban gempa di Ciamis Senin (14/9). Sebagian bantuan diarahkan untuk korban bencana yang ada di Desa Darmacaang, Kec. Cikoneng. (pikiran rakyat 19.28)
2. Rotary District 3400 bekerja sama dengan Jakarta Rescue membuka Posko sejak Kamis 4/9 di desa Margamukti kampung Rancamanyar, Kec. Pangalengan. Tim gabungan ini terdiri dari tim medis, tim evakuasi dan tim bantuan medis. Tim medik setiap hari melayani hampir 250 pasien dari berbagai umur. Mayoritas permasalahan kesehatan yang ditemui adalah ISPA dan sakit mata.
Tim relawan Rotarian dan Jakarta Rescue juga membangun 2 unit instalasi biogas yang memanfaatkan kotoran sapi bagi keluarga pengungsi, selain itu mendirikan tenda-tenda pengungsian, mendistribusikan sumbangan, dan membantu pembersihan puing-puing bangunan. Jakarta Rescue dilaporkan telah menurunkan relawan sebanyak 79 personil.
Selain itu diinformasikan juga bahwa minggu ini tenda-tenda dari rotary akan mulai didistribusi, tenda tersebut antara lain 100 tenda kapasitas 5 orang dan tenda shelterbox kapasitas 10 orang serta tenda individual. Dengan jumlah total mencapai 1100 tenda.
3. Tim Trail Bandung Association (Trabas) bekerja sama dengan Yayasan Setia Bhakti Lestari hari ini (14/9) mengirimkan bantuan sejumlah 2 truk, relawan medis dan 4 orang dokter serta tim motor trail ke Kec. Sindangbarang, Cianjur. Bantuan terdiri dari 4ton beras, 300dus mie instan, 300 karton air mineral, terpal 6 roll, selimut 400pcs, dan sandang 700 pcs, serta makanan bayi sekira 200 paket. Tim berkoordinasi dengan Posko FKKBPA-BR di Kp. Cigenteng, ds. Muaracikadu, Sindangbarang dan pihak kecamatan untuk melakukan operasi distribusi bantuan dan pelayanan medis mobile selama 3 hari di wilayah tersebut.
4. Posko Mahawarman di ds. Cihaurbeuti masih beroperasi sampai Rabu (16/9). Besok direncanakan kembali akan diberangkatkan personil ke posko tersebut untuk membantu pendistribusian logistik dan pendampingan warga korban bencana.
5. Dari Posko Common Room diinformasikan bahwa pendistribusian logistik ke satu wilayah terpencil di Pangalengan yaitu Kampung Sukalilah, Ds. Sukamanah telah dilakukan kemarin (13/9). Hasil pemantauan di lapangan, di RW 08 tedapat 15 rumah hancur, 59 rumah rusak berat dan 88 rusak ringan. Dan bantuan yang masih dibutuhkan adalah 300 unit selimut untuk bayi dan 20 unit terpal ukuran 6x8 meter.
6. Ikatan Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran telah membuka penggalangan bantuan yang akan ditujukan pada para peternak sapi di kecamatan Pangalengan yang menjadi korban gempa.
7. Posko KMPA/FKKBPA-BR melaporkan bahwa tim akan memulai program pendampingan dan penguatan warga korban bencana sekurangnya di tiga titik. Yaitu di Pangalengan, Sindangbarang dan ds. Panyindangan, Cisompet, Garut. Saat ini tim sedang fokus untuk membangun database di ketiga titik tersebut. Database ini nantinya dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan pada fase recovery. Diperkirakan akan dibutuhkan daya dukung yang cukup besar agar tim dapat melakukan hal tersebut. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Posko KMPA melalui Rico 813 2001 5050
- Respon Internasional -
1. UNICEF telah merencanakan untuk mengirimkan 500 tenda sekolah.
2. Rotary - Shelterbox telah mengirimkan 1000 unit shelterbox dan siap untuk didistribusikan.
- Media Internasional -
1. Meskipun berbagai bencana datang silih berganti, Indonesia dinilai masih tergagap-gagap saat menangani bencana dalam skala yang besar, demikian dilansir IRIN yang mengutip sumber resmi pemerintahan dan para ahli. Diungkap bahwa meskipun bantuan yang masuk dipandang cukup namun distribusi tidak merata. Hal ini ditengarai karena pejabat pemerintah di tingkat daerah tidak memiliki daya dukung yang cukup, terutama adalah transportasi dan sumber daya manusia. Selain itu, diungkap pula soal masih kurangnya sumber daya serta koordinasi beberapa saat setelah gempa terjadi.
Hukum di Indonesia mensyaratkan pembentukan badan baru di setiap 32 provinsi di Indonesia untuk penanggulangan bencana. Namun demikian, sampai saat ini baru 18 provinsi yang membentuknya. Itupun tidak berfungsi 100%. "Uang adalah kendala utama. Badan baru membutuhkan aturan baru, staf baru, dan itu membutuhkan uang yang banyak." demikian dikatakan jurubicara BNPB, Priyadi Kardono. Sementara itu, walaupun pada November lalu Indonesia telah meluncurkan sistem peringatan dini tsunami untuk melindungi warga di pesisir pantai, Danny Hilman, ahli tsunami dari LIPI menyampaikan bahwa sistem yang rencananya akan siap pada 2010 itu saat ini masih merupakan sistem yang sangat sederhana dan belum sempurna. Hanya sistem sensor seismic yang bekerja. Hilman juga menyoroti soal kurangnya penelitian geologi mengenai wilayah yang rentan terkena gempa dan tsunami.
Di lain hal, Fauzi, kepala divisi gempa di BMKG mengatakan bahwa kantornya meluncurkan peringatan tsunami 4 menit setelah gempa terjadi. "Kami meluncurkan peringatan, masalahnya, bagaimana menyampaikannya informasi ini kepada publik dan apakah pemerintah lokal sudah siap," kata Fauzi. Hilman juga mengungkap bahwa gedung-gedung tinggi di Jakarta dibangun berdasarkan aturan konstruksi tahun 2002, dan gempa pada tahun 2007 di laut Jawa tempo hari menunjukkan bahwa kita masih membutuhkan regulasi yang lebih kuat. (IRIN 10/9-DR*)
(sumber foto: FK-KBPA-BR)
Sumber data:
Jawa Barat Peduli
http://poskojabar.blogsome.com
INDOALERT! dan INDONESIAGA!
http://indoalert.wordpress.com
1 comment
tanks info nya
15 September 2009 pukul 12.47Posting Komentar